MAKALAH
PARASIT
DISUSUN OLEH :
RADIAS PERMANA PUTRA (A
101.15.030)
RENI CHANDRA
PUSPITA (A 101.15.032)
SARINDA HESTI
PRATITI (A 101.15.036)
SONYA FLORENSIA
ATE (A 101.15.039)
AKADEMI
ANALIS NASIONAL KESEHATAN SURAKARTA
2012
Nematoda
Jaringan
Nematoda Jaringan yang penting pada manusia antara
lain adalah :
a. Wuchereria bancrofti
b. Brugia malayi
c. Brugia timori
d. Loa loa
e. Onchocerca volvulus
Wuchereria
bancrofti
Wuchereria bancrofti merupakan parasit
manusia yang menyebabkan penyakit filariasis bankrofti atau wukereriasis
bankrofti. Penyakit ini tergolong dalam filariasis limfatik. Parasit ini
tersebar luas di daerah yang beriklim tropis di seluruh dunia dan terdapat di
Indonesia.
Cacing
dewasa jantan dan betina hidup di saluran dan kelenjar limfe. Betina berukuran
65 – 100 mm x 0,25 mm dan cacing jantan 40 mm x 0,1 mm. Cacing betina
mengeluarkan mikrofilaria yang bersarung dengan ukuran 250 – 300 mikron x 7 – 8
mikron. Bentuk infektif parasit ini adalah mikrofilaria. Pada umumnya
mikrofilaria Wuchereria bancrofti bersifat periodisitas nokturna, artinya
mikrofilaria hanya terdapat di dalam darah tepi pada wktu malam. Pada siang
hari, mikrofilaria terdapat di kapiler alat dalam (paru – paru, jantung ,
ginjal, dan sebagainya). Vektor nyamuk ini adalah Anopheles atau Aedes.
Gejala
klinis filariasis limfatik dapat dibagi dalam 2 kelompok. Yang disebabkan oleh
cacing dewasa menimbulkan limfadenitis dan limfangitis retrograd dalam stadium
akut disusul dengan obstruktif menahun 10-15 tahun kemudian. Diagnosis parasit
ini dapat dilakukan dengan:
a. Diagnosis
Parasitologi
·
Deteksi parasit yaitu
menemukan mikrofilaria di dalam darah, cairan hidrokel pada pemeriksaan sediaan
darah tebal, teknik konsentrasi Knott, membran filtrasi dan tes provokatif DEC.
·
Diferensiasi spesies
dan stadium filaria, yaitu dengan menggunakan pelacak DNA yang spesies spesifik
dan antibodi monoklonal untuk mengidentifikasi larva filaria dalam cairan tubuh
dan dalam tubuh nyamuk vektor sehingga dapat membedakan antara larva filaria
yang menginfeksi manusia dengan yang menginfeksi hewan.
b. Radiodiagnosis
·
Pemeriksaan dengan USG
pada skrotum dan kelenjar getah bening inguinal pasien akan memberikan gambaran
cacing yang bergerak-gerak.
·
Pemeriksaan
limfosintigrafi dengan menggunakan dekstran atau albumin yang ditandai dengan
zat radioaktif menunjukkan adanya abnormalisasi sistem limfatik sekalipun pada
penderita yang asimptomatik mikrofilaremia.
c. Diagnosis
Imunologi
·
Dengan teknik ELISA dan
immunochromatographic test (ICT). Kedua teknik ini pada dasarnya menggunakan
antibodi monoklonal yang spesifik untuk mendeteksi antigen Wuchereria bankrofti dalam sirkulasi.
Brugia
malayi
Brugia malayi dapat dibagi dalam dua
varian: yang hidup pada manusia dan yang hidup pada manusia dan hewan, misalnya
kucing, kera, dan lain-lain. Penyakit yang disebabkan Brugia malayi disebut
filariasis malayi.Brugia malayi hanya
terdapat di Asia, dari India sampai ke Jepang termasuk Indonesia. Cacing dewasa
jantan dan betina hidup di pembuluh limfe. Yang betina berukuran 55 mm x 0,09
mm sedangkan yang jantan 22-23 mm x 0,09 mm. Ukuran mikrofilaria malayi 200-260
mikron x 8 mikron.
Bentuk
infektif parasit ini berupa mikrofilaria dan memiliki periodisitas periodik
nokturna, subperiodik nokturna atau non periodik. Pada hewan, mikrofilaria
ditularkan oleh nyamuk Mansonia dan
pada manusia ditularkan oleh nyamuk An.
barbirostris. Masa pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari dan
pada manusia kurang lebih 3 bulan. Di dalam tubuh nyamuk kedua parasit ini juga
mengalami dua kali pergantian kulit, berkembang dari larva stadium I menjadi
larva stadium II dan III.
Gejala
klinis pada stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan
saluran dan kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis
biasanya mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini
sering timbul setelah penderita bekerja berat di ladang dan sawah. Diagnosis
parasit ini dapat dilakukan dengan cara :
- Diagnosis
parasitologi : dengan menemukan
mikrofilaria di dalam darah.
- Radiodiagnosis
umumnya tidak dilakukan pada filariasis malayi.
- Pengobatan
terhadap penyakit ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi DEC.
Pengomsumsiannya yang dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10
hari.
Brugia
timori
Parasit yang terdapat
pada manusia, penyakit yang disebabkan Brugia
timori disebut filariasis timori. Brugia
timori hanya terdapat di Indonesia Timur di Pulau Timor, Flores, Rote, alor
dan beberapa pulau kecil di Nusa Tenggara Timur. Cacing dewasa jantan dan
betina hidup di saluran dan pembuluh limfe. Bentuknya halus seperti benang dan
berwarna putih susu. Yang betina berukuran 21-39 mm x 0,1 mm , yang jantan
berukuran 13-23 mm x 0,08 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang
bersarung. Ukuran mikrofilaria Brugia timori 280-320 mikron x 7 mikron. Brugia timori mempunyai sifat periodik
nokturna.
Brugia
timori memiliki bentuk infektif berupa
microfilaria. Hospes definitifnya adalah manusia. Vektor parasit ini adalah
nyamuk Anopheles barbirostris. Masa
pertumbuhannya di dalam nyamuk kurang lebih 10 hari dan pada manusia kurang
lebih 3 bulan. Di dalam tubuh, parasit ini mengalami 2 kali pergantian kulit,
berkembang dari larva stadium I menjadi larva stadium II dan III.
Gejala klinis pada
stadium akut ditandai dengan serangan demam dan gejala peradangan saluran dan
kelenjar limfe, yang hilang timbul berulang kali. Limfadenitis biasanya
mengenai kelenjar limfe inguinal di satu sisi dan peradangan ini sering timbul
setelah penderita bekerja berat di ladang dan sawah. Diagnosis parasit ini
dapat dilakukan dengan cara :
·
Diagnosis parasitologi : dengan menemukan mikrofilaria di dalam darah.
·
Pengobatan terhadap
penyakit ini dapat dilakukan dengan mengonsumsi DEC. Pengomsumsiannya yang
dianjurkan adalah 5 mg/kg berat badan/hari selama 10 hari.
Loa
loa
Parasit
ini hanya ditemukan pada manusia. Penyakit yang ditimbulkan disebut loaiasis
atau Calabar swelling (fugitive swelling). Loasiasis banyak terdapat di Afrika
Barat, Afrika Tengah, dan Sudan. Cacing dewasa hidup dalam jaringan subkutan,
cacing betina berukuran 50 – 70 x 0,5 mm sedangkan cacing jantan berukuran
30-34 mm x 0,35 – 0,43 mm. Cacing betina mengeluarkan mikrofilaria yang beredar
dalam darah pada siang hari dan dalam paru-paru pada malam hari.
Gejala
klinis yang ditimbulkan oleh cacing dewasa yaitu gangguan di konjungtiva mata
dan pangkal hidung dengan menimbulkan iritasi pada mata, mata sendat, sakit,
pelupuk mata menjadi bengkak sehingga mengganggu penglihatan. Pada saat-saat
tertentu penderita menjadi hipersensitif terhadap zat sekresi yang dikeluarkan
oleh cacing dewasa dan menyebabkan reaksi radang bersifat temporer. Kelainan
yang khas ini dikenal dengan Calabar swelling atau fugitive swelling.
Diagnosis
yang dibuat dengan menemukan mikrofilaria dalam darah yang diambil pada waktu
siang hari atau menemukan cacing dewasa dari konjungtiva mata ataupun dalam jaringan
subkutan.
Dietilkarbamasin
merupakan obat utama pengobatan loaiasis selama 40 tahun ini. Dosisnya adalah 2
mg/kg berat badan/hari, diberikan 3 kali sehari sesudah makan selama 14 hari.
Onchocerca volvulus
Onchocerca volvulusbanyakditemukan di daerahtropis yang
mempunyaibanyaksungaidenganarus yang deras.Infeksicacinginitelahdilaporkan di
daerahAfrika, Arab, Guatemala, Meksiko, Venezuela danColomiabrazilia, Ecuador
.Cacing filarial initerkenaldengantigagejalautama yang
ditimbulkanyaitukebutaan, dermatitis, dantimbulnyanodulussubkutan.Nama lain
daricacingOnchocerca volvulusadalahfilarial volvulus, Onchocercacaecutiens, River blindness.Ukurancacingjantan 200 – 40
mm x 0,13 – 0,21 mm sedangkan cacing betina 330 – 500 mm x 0,27 – 0,4 mm.
Warnanya keputih-putihan, ujung anterior bulat tumpul dan terdapat papilla 1
lateral dan 4 submedian. Tidak terdapat appendages. Pada ujung posterior, bentuk
jantan melengkung ke ventral, berakhir
dalam bentuk bulbus,sedangkan betina melengkung ke ventral. Papilla jumlahnya
variable ( perianal dan caudal). Tidak terdapat alae
Cacing dewasa ini dapat
ditemukan di jaringan kulit. Karena begitu panjang cacing betina ini, sehingga
melingkar- lingkar di kulit dan membentuk nodul. Bentuk infektif parasit ini
adalah mikrofilaria. Ukuran panjang 150 – 370 mikron dan lebar 5 – 9 mikron (rata-rata
panjang 290 mikron dan lebar 7 mikron). Ujung anterior tumpul membulat, tidak
terdapat stylet. Ujung posterior mengecil secara mendadak dan ujungnya
membengkok (ekor runcing dan bebas inti). Inti sel pada ujung posterior not
terminal (ekor tidak berinti). Gerakan lambat, berputar. Tidak bersarung.
Gejala klinis yang
disebabkan parasit ini yaitu adanya kelainan kulit (tipe forest) dan kelainan
mata (tipe savanna). Ada dua macam proses patologi yang disebabkan parasit ini,
pertama oleh cacing dewasa yang hidup dalam jaringa ikat yang merangsang
pembentukan serat-serat yang mengelilingi cacing dalam jaringan, kedua oleh
mikrofilaria yang dikeluarkan oleh cacing betina dan ketika mikrofilaria
beredar dalam jaringan menuju kulit. Pada umumnya lesi mengenai kulit dan mata.
Kelainan yang disebabkan oleh cacing dewasa merupakan benjolan-benjolan yang
dikenal sebagai onkoserma dalam jaringan subkutan. Kelainan yang ditimbulkan
oleh mikrofilaria lebih hebat daripada oleh cacing dewasa karena mikrofilaria
dapat menyerang mata dan menimbulkan gangguan pada saraf-saraf optik dan retina
mata.
Diagnosis dapat
dilakukan dengan adanya nodul subkutan, hanging groin, kelainan kulit seperti
kulit macan tutul (leopard skin), atrofi kulit, kelainan pada mata berupa
keratitis, limbitis, uveitis dan adanya mikrofilaria dalam kornea. Secara
parasitologik, dapat dilakukan dengan menemukan mikrofilaria atau cacing dewasa
dalam benjolan subkutan.
Diagnosis dibuat dengan
menemukan mikrofilaria pada biopsi kulit, tes serologi untuk menunjang
diagnosis onkoserkosis. Ultrasonografi nodul untuk menentukan beratnya infeksi.
Pelacak DNA menggunakan teknik multiplikasi DNA dengan pelacak ONCHO-150 yang spesies
spesifik. Mazotti test dapat dilakukan dengan memberikan 50 mg DEC, kemudian
diobservasi selama 1-24 jam untuk mengetahui adanya reaksi berupa gatal, erupsi
kulit, limfadenopati dan demam.
1 komentar:
info yg bagus.. mana daftar pustakanta??? he..he..
Posting Komentar