CHILOPODA
Di Susun Oleh:
1. Radias
Permana Putra (A. 101.
15. 030)
2. Yustinus
Pandu Probo Wiyoso (A. 101. 15.
049)
Kelas : 2 A 2
AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL
SURAKARTA
2013
PENDAHULUAN
KELAS MYRIAPODA SUBKELAS
CHILOPODA
I. PENGERTIAN
A. Myriapoda
Myriapoda (dalam bahasa yunani, myria =
banyak, podos = kaki) merupakan hewan berkaki banyak. Hewan kaki seribu adalah
salah satunya yang terkadang kita lihat di lingkungan sekitar kita. Adapun
taksonomoi dari Myriapoda yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Arthropoda
Class : Myriapoda
Ordo :
Chilopoda
Myriapoda hidup
di darat pada tempat lembab, misalnya di bawah daun, batu, atau tumpukan kayu.
Bagian tubuh dari Myriapoda sulit dibedakan antara toraks dan abdomen. Tubuhnya
memanjang seperti cacing. Pada kaput terdapat antenna, mulut, dan satu pasang
mandibula (rahan bawah), dua pasang maksila (rahang atas), dan mata yang
berbentuk oseli (mata tuggal). Tubuhnya bersegmen dengan satu hingga dua pasang
anggota badan pada setiap segmennya. Setiap segmen terdapat lubang respirasi
yang disebut spirakel yang menuju ke trakea. Ekskresinya dengan tubula
malpighi. Myriapoda bersifat dioseus dan melakukan reproduksi seksual secara
internal. Myriapoda dibedakan menjadi dua ordo, yaitu Chilopoda dan Diplododa.
1. Chilopoda
Chilopoda disebut juga dengan “centipede”. Chilopoda
adalah anggota dari hewan tak bertulang belakang yang termasuk dalam filum Arthropoda, kelas Myriapoda. Hewan ini tergolong hewan pemangsa (predator), yang memangsa cacing dan serangga/ insekta, molusca, dan
binatang kecil lainnya.
Ordo
Chilopoda yang memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
§ Mencakup berbagai macam lipan (kelabang) yang memiliki
panjang hingga 26 cm
§ Chilopoda memangsa hewan kecil dengan cara
melumpuhkannya dengan gigi yang beracun.
§ Tubuh agak gepeng,
§ terdiri atas kepala dan badan yang beruas-ruas (15-173
ruas).
§ Tiap ruas memiliki satu pasang kaki, kecuali ruas
(segmen) di belakang kepala dan dua segmen terakhirnya.
§ Pada segmen di belakang kepala terdapat satu pasang
“taring bisa” (maksiliped) yang berguna untuk membunuh mangsanya.
§ Maksiliped berfungsi untuk membunuh mangsanya.
§ Pada kepala terdapat sepasang antena panjang yang
terdiri atas 12 segmen, dua kelompok mata tunggal dan mulut.
§ Hewan ini memangsa hewan kecil berupa insecta,
mollusca, cacing dan binatang kecil lainnya, sehingga bersifat karnivora.
§ Alat pencernaan makanannya sudah sempurna artinya dari
mulut sampai
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
anus. Alat eksresi berupa dua buah saluran malphigi.
§ Respirasi (pernafasan) dengan trakea yang
bercabang-cabang dengan
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
lubang yang terbuka hampir pada setiap ruas.
§ Habitat di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang
telah membusuk.
Kelas ini sering disebut Sentipedes.
Kelas ini sering disebut Sentipedes.
§ Sistem reproduksi secara seksual, yaitu
dengan pertemuan ovum dan sperma (fertilasi internal).
a. Habitat
Hewan ini banyak
dijumpai di daerah tropis dengan habitat di darat. Terutama di tempat yang
banyak mengandung sampah, misalnya di kebun dan di bawah batu-batuan.
Habitatnya juga di bawah batu-batuan/timbunan tumbuhan yang telah membusuk. Bergerak
cepat dan predator. Adakalanya merayap ke dalam ruang di lokasi tersembunyi.
Lebih menyukai tempat yang lembab. Mudah kehilangan air jika mereka tidak
memiliki kutikula lilin. Biasanya ditemukan di luar ruangan, tetapi terkadang dapat merayap ke
dalam ruangan.
b. Sistem organ
1.) Sistem Pernapasan
Respirasi
(pernafasan) dengan trakea yang bercabang-cabang dengan lubang yang terbuka
hampir pada setiap ruas, berupa satu pasang trakea berspirakel yang terletak di
kanan kiri setiap ruas.
2.) Sistem Pencernaan
Alat pencernaan
makanannya sudah sempurna artinya dari mulut sampai anus dan mempunyai kelenjar
ludah. Kedalam pencernaan makanan ini
menempel dua buah saluran Malpighi yang berfungsi sebagai alat eksresi. Chilopoda bersifat karnivora dengan gigi beracun
pada segmen I.
3.) Sistem Reproduksi
Alat reproduksi terpisah, pembuahan terjadi secara seksual yaitu dengan pertemuan ovum dan sperma
(fertilasi internal), dan alat
reproduksi ini dihubungkan dengan beberapa kelenjar accessories. Telur yang
telah dibuahi akan diletakkan di bawah batu, di bawah sampah, atau ditutupi
oleh tanah.
4.) Sistem Persyarafan
Sistem syarafnya
disebut syaraf tangga tali dengan alat penerima rangsang berupa satu pasang
mata tunggal dan satu pasang antena sebagai alat peraba.
c. Makanan
Kelompok hewan ini adalah predator yang akan membunuh dan
mengkonsumsi berbagai invertebrata lainnya seperti laba-laba, moluska,
serangga, slaters dan kelabang lainnya. Bila bertemu mangsanya, maka akan menyerang
mangsanya dengan cara menggigit menggunakan kaki beracun yang berguna untuk
melumpuhkan mangsa. Mangsa biasanya bergerak kemudian racun disuntikkan melalui
taring dan kemudian dirobek-potong oleh rahang dan bagian-bagian lunak
dimakan.
d. Bentuk Pertahanan
Kelabang mampu
mematahkan kaki mereka ketika kelangsungan hidup mereka terancam dan dapat
menumbuhkan bagian-bagian tubuh setelah mereka merasa aman.
Pergerakan kelas ini tergolong
cepat, dan hidup di bawah batu-batuan atau timbunan pohon-pohon yang telah
membusuk. Chilopoda yang hidup di daerah tropis misalnya Lithibius (kelabang/lipan) yang memiliki racun yang berbahaya,
demikian pula genus Scolopendra.
Hewan ini panjangnya kira-kira 25 cm, gigitannya dapat menyebabkan rasa sakit
dan bahkan dapat menyebabkan hal serius bagi manusia.
d.
Contoh
Famili
Beberapa famili yang termasuk
kedalam kelas ini adalah :
Geophilidae : Tubuhnya panjang berwarna kuning, dengan 27-31 segmen pada semua kaki, tidak mempunyai mata. Bantalan segmen berbeda dengan kelompok lain, yang hanya memiliki 5, 8, 10 dan 12 segmen yang disertai dengan perubahan bentuk tagmatic. Mereka juga memiliki antenna dengan 14 segmen, hewan muda yang mempunyai banyak segmen dan kaki. Umumnya ditemukan di lokasi pantai di benua Eropa.
Contoh : Geophilus flavus.
- Scolopendridae : Tubuh panjang dengan 21-23 segmen berwarna hitam, biasa dikenal dengan kelabang hitam berkepala merah. Mempunyai antenna dengan 17-31 segmen, hewan muda yang baru menetas memiliki banyak segmen dan kaki.
Contoh : Scolopendra
morsitans, memiliki 21 pasang kaki, memiliki mata, dan merupakan hewan yang
cosmopolitan.

- Lithobius : dikenal dengan sebutan kelabang coklat. Tubuh dengan kaki pada 15 segmen, palpus maxillary dengan 3 buah segmen, spesies yang baru menetas memiliki tujuh pasang segmen. Distribusi di negara-negara benua Eropa.
Contoh : Lithobius forficatus, panjang
tubuh 3mm, pada kepalanya terdapat antenna
dengan 33-43 segmen. 

- Scutigeridae : Biasa juga disebut sebagai "kelabang berkaki panjang", tubuhnya pendek, dengan 15 buah segmen, 15 pasang kaki yang sangat panjang, dan yang pasangan kaki terakhir paling panjang yang berukuran lebih panjang bila dibandingkan dengan kelabang-kelabang pada umumnya. Memiliki antena sangat panjang.
Contoh : (house centipede, Scutigera
coleoptrata).
Layaknya kelabang-kelabang
lainnya, kelabang berkaki panjang adalah hewan nokturnal yang berarti mereka
melakukan aktivitasnya di malam hari. Di siang hari, mereka lebih banyak
bersembunyi di tempat yang gelap misalnya di bawah batu atau di celah pohon.
Bukan tanpa alasan mengapa kelabang memiliki pola hidup demikian. Kelabang
tidak memiliki semacam penutup pada lubang pernapasannya (spirakel) sehingga
kelabang mudah kehilangan cairan dalam bentuk uap saat beraktivitas. Untuk
mencegah dehidrasi akibat suhu lingkungan yang tinggi & pengeluaran uap air
secara berlebihan, kelabang pun selalu berusaha menghindari cahaya yang
intensitasnya berlebihan.

e. Patologi dan Gejala Klinik
Toksin dari
kelabang mengandung antikoagulan dan 5 hidroksi triptamin. Jarang dijumpai
kematian akibat gigitan dari kelabang.
Gigitan kelabang
menimbulkan :
·
Rasa nyeri
·
Eritema
·
Pendarahan
·
Nekrosis
f. Pengobatan
Bagian proksimal dari tempat gigitan dipasang tourniquet kemudian diberikan
obat golongan barbiturat, kortikosteroid, dan antihistamin. Dapat pula
diberikan obat anti racun.
g. Peranan
Myriapoda dapat dikatakan tidak memberi
keuntungan bagi manusia, bahkan ada beberapa yang dianggap mengganggu meski
tidak membahayakan. Namun Myriapoda ternyata mempunyai andil dalam memecah
bahan-bahan organik atau serasah untuk membentuk humus. Serasah ialah lapisan
daun dan ranting-ranting di dasar hutan atau kebun. Proses penghancuran serasah
tidak langsung ditangani mikroorganisme, karena mikroorganisme justru
menguraikan kotoran hewan-hewan.
DAFTAR PUSTAKA
·
http://id.scribd.com/doc/103781169/Arthropoda
diunduh pada 7 Januari 2013 pukul 20.00 WIB
·
labsaya.com – CHILOPODA diunduh pada 7 Januari
2013 pukul 19.00 WIB
·
http://kaiputri.blogspot.com/2012/01/assesstment-biodiversity-nilai-jasa.html
diunduh pada 7 Januari 2013 pukul 19.30 WIB